watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PENYESALAN YANG TERLAMBAT
<

“Dadanya montok, sayang kakinya bisulan. Yang
satu itu boleh juga, wah, celana dalamnya
berwarna hitam” Andy sedang duduk di kantin
kampusnya bersama teman-temannya.
Biasanya Andy suka bercanda dan tertawa
keras-keras bersama teman-temannya. Tapi
beberapa hari ini dia kelihatan agak lain dari
biasanya. Bila sedang berada di kantin sekolah,
dia kelihatan asyik memandangi orang-orang
yang lewat, atau lebih tepatnya cewek-cewek
cantik dan seksi yang sedang lewat.
Tiba-tiba Tono yang sedang duduk di samping
Andy menepuk bahunya sambil berkata. “Hei,
ada apa denganmu? Kamu liat apa sih? Kok diam
aja dari tadi.”
“Ah… tidak….” Jawab Andy, pandangannya tetap
terarah pada cewek cakep yang sedang duduk di
seberang meja. Andy sedang mencoba untuk
melihat celana dalam cewek tersebut.
Tono mencoba mengikuti pandangan Andy, lalu
dia tertawa keras-keras sambil menepuk-nepuk
bahu Andy lebih keras dari sebelumnya.
“Ada apa sih, sakit tau.” Kata Andy dengan kesal.
“Jangan-jangan… kamu tertarik ama si Susi yah.”
Kata Tono.
“Apa… maksudmu.” Wajah Andy sedikit
memerah, karena ketahuan sedang
memandangi Susi.
“Andy tertarik ama Susi? Wah ini berita besar
nih. Ntar kita sebarkan pada teman-teman
sekelas.” Kata Iwan yang duduk berhadapan
dengan Tono.
“Hei, jangan macam-macam ya kalian. Awas
kalo kalian berani bilang.” Ancam Andy.
“Wah, mengancam nih. Ini berarti… dia
memang ada maksud sama si Susi.” Tawa
Iwan.
“Ah sudahlah, bosan aku bicara sama kalian.”
Kata Andy sambil bangkit berdiri dari kursinya
dan kembali ke kelasnya.
“Udah bosan sama kita katanya.” Ledek Tono.
“Sekarang dia udah mau sama si Susi.”
Teman-teman lain yang juga duduk satu meja
dengan Andy tertawa terbahak-bahak.
Saat ini Andy sedang memasuki tahun kedua
pada kuliahnya. Entah kenapa, akhir-akhir ini,
gairah sex Andy menjadi lebih tinggi dari
biasanya. Setiap kali melihat cewek seksi yang
pakai rok mini lewat, dia suka berangan-angan
sedang bercumbu dengan cewek tersebut,
melepaskan BH dan celana dalamnya perlahan-
lahan, kemudian meremas-remas kedua
dadanya, lalu mengelu-elus vagina-nya yang
lembut….
*****
“Aku pulang.” Kata Andi.
Seperti biasanya, setelah melemparkan tasnya ke
dalam kamarnya, dia langsung menuju dapur
untuk mencari sesuatu untuk dimakan. Akan
tetapi, alangkah terkejutnya dia, saat dia sampai
di dapur, dia melihat seorang cewek berambut
panjang yang tidak dikenalnya sedang memasak
indomie.
Andy spontan berkata dengan agak kasar. “Siapa
kamu!”
Cewek itu membalikkan tubuhnya, dan terlihatlah
dua buah dada yang besar dan montok, pinggul
yang ramping serta sepasang kaki yang halus.
Andy terkesima sejenak, apalagi cewek itu
sedang mengenakan celana pendek serta T-shirt
berwarna putih yang tidak menutupi bagian
pusarnya.
“Er… saya… saya mahasiswa baru yang akan
menginap disini.” Jawab cewek itu, wajahnya
yang cantik dan polos kelihatan cemas dan
khawatir, karena dia takut dia akan disangka
maling.
“Oh iya.” Kata Andy. Dia baru teringat akan
perkataan orang tuanya, bahwa ruang kosong
yang ada di lantai satu akan disewakan kepada
dua orang mahasiswa tahun pertama.
“Tapi… bukankah ada dua orang? Yang satu lagi
ada dimana?” Tanya Andy.
“Er… teman saya besok baru bisa datang.” Jawab
gadis itu.
“Oh, begitu ya, em… nama saya Andy.
Barusan… sori yah, soalnya saya lupa.” Kata
Andy dengan wajah yang agak memerah,
soalnya barusan dia telah membentaknya
dengan keras.
“Oh, tidak apa-apa. Nama saya Elisa.” Kata gadis
itu.
*****
Jam di dinding menunjukkan pukul 5 sore. Andy
sedang duduk di lantai kamarnya, nafasnya
terengah-engah, tangan kirinya sedang
membalik-balik halaman majalah Playboy yang
dia pinjam dari temannya, sementara tangan
kanannya sedang mengocok-mengocok
penisnya dengan cepat.
Tidak lama kemudian, saat dia merasa akan
orgasme, dia cepat-cepat mengambil kantong
plastik yang sudah disediakan disampingnya, lalu
disemprotkan spermanya ke dalam kantong
plastik tersebut.
Untuk beberapa saat, Andy duduk termenung di
lantai kamarnya, sambil membayangkan tubuh
Elisa yang seksi.
*****
Malam itu, Andy tidak bisa tidur. Setelah
berguling-guling di tempat tidurnya selama
setengah jam, akhirnya dia memutuskan untuk
turun ke dapur untuk mencari makanan. Orang
tua Andy sedang bepergian keluar kota bersama
kedua adiknya yang kebetulan sedang liburan.
Mereka baru pulang pada keesokan harinya, jadi
rumah Andy menjadi lebih sepi dari biasanya.
Malam itu rumah Andy hanya dihuni oleh 4
orang, yaitu : Andy, tantenya, seorang
pembantu rumah tangga, dan mahasiswi yang
baru masuk itu.
Kamar Andy terletak di lantai dua, sementara
kamar tantenya, dan kamar si pembantu rumah
tangga terletak di lantai tiga.
Saat Andy tiba di lantai satu dan hendak menuju
ke dapur, dia melihat Elisa baru saja keluar dari
toilet sambil mengenakan piyama yang sedikit
tembus pandang. Elisa melihat ke arah Andy dan
tersenyum, kemudian dia langsung menuju ke
kamarnya yang terletak di lantai satu.
*****
Jam dinding yang tergantung di dapur
menunjukkan pukul 12.30 malam. Andy sudah
menghabiskan semangkuk indomie, dan
sekarang sedang duduk melamun di dapur. Dia
tidak bisa melupakan lekuk tubuh Elisa yang seksi
itu. Semakin dipikir, Andy semakin bernafsu, dan
akhirnya, setelah duduk melamun di dapur
selama sepuluh menit, Andy memutuskan untuk
memasuki kamar Elisa dan melihat tubuhnya
secara langsung.
Mula-mula Andy kembali ke kamarnya untuk
mengambil kunci kamar Elisa yang dititipkan
ibunya kepadanya. Ibu Andy takut kalau-kalau
mahasiswi yang baru masuk itu akan melakukan
perbuatan terlarang di kamar tersebut, sehingga
dia menitipkan kunci cadangan kepada Andy.
Andy lalu turun lagi ke dapur dan mematikan
lampu dapur, sehingga sekarang suasananya
menjadi gelap gulita. Setelah itu Andy langsung
menuju ke kamar Elisa. Saat Andy memasukkan
kunci tersebut dan memutarnya, terdengar
bunyi “Klik!” yang lumayan keras, karena waktu
itu sudah larut malam, sehingga bunyi yang kecil
pun terdengar cukup jelas.
Andy menunggu sejenak karena takut kalau-
kalau Elisa terbangun. Setelah memastikan
bahwa Elisa masih tertidur lelap, dia lalu
memasuki kamar Elisa, menutup pintu tersebut
dengan perlahan-lahan, dan mengunci pintu
tersebut, untuk berjaga-jaga.
Andy lalu bergerak ke tempat tidur Elisa. Elisa
tidak menutup tirai jendela kamarnya, sehingga
cahaya bulan yang berasal dari luar adalah satu-
satunya penerangan di kamar itu, tapi cukup
bagi Andy untuk melihat sekeliling ruangan.
Saat itu Elisa sedang tidur menghadap ke
samping sambil memeluk gulingnya. Andy lalu
berdiri di samping tempat tidur Elisa sambil
menatap posisi tidurnya. Saat Andy melihat
wajah Elisa yang polos dan lembut, untuk sesaat
gairah sexnya hilang, digantikan oleh suatu
perasaan aneh yang bergejolak di hatinya.
Namun saat Andy melihat punggung Elisa,
terlihat baju piyamanya agak tersingkap ke atas,
dan celana dalamnya yang berwarna cerah
menyembul keluar dari celana panjangnya. Tiba-
tiba saja, gairah sex Andy muncul kembali.
Andy lalu dengan tangan yang gemetaran
mencoba memegang pantat Elisa, dan pada saat
tangannya bersentuhan dengan pantat Elisa,
kontan batang penis Andy menegang.
Andy biasanya hanya melihat cewek bugil
melalui majalah atau VCD porno saja, jadi dia
tidak pernah melihatnya secara langsung. Pada
saat ini, seorang cewek seksi sedang terbaring di
depan matanya, tentu saja gairah sex-nya
langsung mencapai batas maksimal.
Akhirnya Andy tidak tahan lagi. Dia lalu
memutarkan tubuh Elisa ke arahnya, melepaskan
tangan Elisa dari gulingnya, lalu mengambil
guling tersebut dan meletakkannya di atas lantai.
Kemudian Andy melepaskan kancing baju Elisa
satu persatu. Saat Andy selesai membuka baju
tidur Elisa, terlihatlah, BH yang berwarna putih
dan bercorak bunga-bunga menutupi buah dada
Elisa yang besar, pada saat ini, batang penis
Andy kontan menegang hingga batas maksimal.
Saat-saat ini hampir sama seperti saat Andy
melihat gambar porno untuk pertama kalinya.
Dengan tangan yang semakin gemetaran, Andy
lalu mengelus-elus dada Elisa yang masih
terbungkus BH itu dengan perlahan-lahan.
Saking bergairahnya, Andy bahkan merasakan
bahwa batang penisnya ikut bergetar.
Andy lalu menurunkan celana panjang Elisa
perlahan-lahan sampai pada lututnya, dan
terlihatlah celana dalam Elisa beserta pahanya
yang mulus.
Tangan kanan Andy lalu mengelus-elus paha
Elisa yang lembut itu, sementara tangan kirinya
meremas-remas bagian atas dada Elisa yang
tidak tertutup oleh BH dengan perlahan-lahan.
Setelah mengelus-elus paha dan dada Elisa
selama beberapa saat, Andy merasa bahwa dia
sudah tidak tahan lagi. Ingin rasanya dia
melepaskan celana dalam Elisa, dan menusukkan
batang penisnya kuat-kuat ke dalamnya.
Akan tetapi, pada saat inilah Elisa terbangun dari
tidurnya. Saat Elisa membuka matanya, dia
sangat terkejut karena seseorang sedang berdiri
di samping tempat tidurnya sambil memegangi
paha dan dadanya. Kontan dia menjerit
“Tolong…!”
Melihat hal ini, secara refleks Andy langsung
menutup mulut Elisa dengan tangan kanannya,
dan dia juga segera tidur tertelungkup di atas
tubuh Elisa supaya Elisa tidak melarikan diri.
Namun Elisa juga tidak menyerah begitu saja, dia
terus berusaha untuk melepaskan diri dari
cengkraman Andy, kedua tangannya terus
sembarangan pukul, dan kedua kakinya juga
terus-menerus menendang.
Selama kira-kira lima menit, Elisa terus meronta
dan meronta, namun biar sekuat apapun dia
memukul dan menendang, dia tetap tidak dapat
menyingkirkan tubuh Andy yang sedang
menekannya dengan keras. Namun pada saat
sinar bulan yang melalui jendela mengenai
wajah Andy, wajah Elisa memperlihatkan
ekspresi terkejut yang teramat sangat. Air mata
tiba-tiba mengalir turun membasahi pipinya, dan
entah kenapa, perlawanan Elisa berangsur-
angsur melemah, dan pada akhirnya dia malah
tidak memberikan perlawanan sama sekali, entah
karena tenaganya telah terkuras habis, atau
karena dia sudah pasrah akan nasibnya, atau
mungkin juga karena alasan lain.
Rintihan dan rontaan Elisa tadi malah membuat
nafsu sex Andy semakin meningkat, dan pada
saat ini nafsu sex-nya sudah mencapai tahap
klimaks. Melihat Elisa yang sudah tidak
memberikan perlawanan lagi, Andy langsung
meremas-remas tubuh Elisa dengan kasar.
Mula-mula Andy melepaskan tangan kanannya
dari mulut Elisa dengan perlahan-lahan. Setelah
melihat bahwa Elisa tidak berteriak lagi, dia
langsung meremas-remas kedua dada Elisa
yang masih terbalut BH berwarna putih itu
dengan bernafsu.
Tidak lama kemudian, dia pun merobek baju
piyama Elisa, dan membuangnya ke lantai.
Rintihan kesakitan Elisa membuat Andy semakin
bergairah. Andy lalu melepaskan celana panjang
Elisa dan sementara kedua tangannya tetap
meremas-remas dada Elisa, lidahnya menjilat-
jilat vagina Elisa yang masih terbungkus oleh
celana dalam itu.
Setelah selang beberapa waktu, Andy lalu
menciumi bagian dada Elisa yang tidak tertutup
oleh BH, sekaligus menjilatinya. Andy juga
menciumi bagian leher dan bibir Elisa dengan
paksa.
Setelah puas menciumi Elisa, Andy lalu
melepaskan BH dan celana dalam Elisa, sehingga
sekarang Elisa sedang dalam keadaan telanjang
bulat dan dalam posisi tidur terlentang di atas
tempat tidurnya.
Melihat kedua dada Elisa yang besar dan berisi,
serta vaginanya yang dipenuhi oleh bulu-bulu
halus, Andy tidak dapat menahan dirinya lebih
lama lagi. Dia langsung melepaskan baju, celana,
dan celana dalamnya, sehingga mereka berdua
sekarang dalam keadaan telanjang bulat.
Tangan kiri Andy lalu meraba-raba vagina Elisa,
sementara tangan kanannya memutar-mutar
puting susu Elisa. Perbuatan Andy membuat
tubuh Elisa sedikit bergetar karena saking gelinya.
Tidak lama kemudian, Andy merasakan vagina
Elisa mulai basah dan mengeluarkan cairan.
Andy lalu menusukkan batang penisnya ke
dalam vagina Elisa. Tindakan ini, membuat Elisa
menjerit kesakitan, namun Andy sudah tidak
peduli lagi. Walaupun Elisa menangis terisak-isak,
Andy tetap saja mencengkram kedua dada Elisa
sambil memompa vaginanya dengan keras.
Andy yang sekarang sudah kehilangan akal
sehatnya dan sudah dikuasai oleh hawa nafsu.
Sekarang tujuannya hanya satu, yaitu
menyetubuhi gadis yang sekarang sedang tidur
terlentang di hadapannya.
Namun entah karena rasa takut atau malu, Elisa
berusaha untuk menahan dan memperkecil
suara teriakannya.
Sementara itu, Andy terus menggerakkan
pantatnya naik turun sesuai irama. Rintihan
kesakitan Elisa hanya membuatnya semakin
bersemangat.
Walaupun penis Andy sedang melakukan
tugasnya keluar masuk vagina Elisa, tangannya
juga tidak tinggal diam. Kedua tangannya terus
meremas-remas kedua dada Elisa dengan keras,
sehingga kadang-kadang Elisa merintih. “Ahh…
sakit bang… AHH… jangan bang….”
Setelah memompa vagina Elisa selama kira-kira
15 menit, Andy akhirnya menyemburkan
spermanya ke dalam vagina Elisa, membuat Elisa
menjerit tertahan.
Biasanya setelah ejakulasi penis Andy akan
menjadi lemas dan mengecil, dan dia juga akan
terduduk lemas, akan tetapi karena ini adalah
pertama kalinya Andy melakukan sex nyata
dengan seorang wanita, sehingga penisnya tetap
saja menegang, dan rasanya dia masih punya
kekuatan untuk melakukannya sekali lagi, atau
bahkan mungkin dua kali lagi.
Namun Andy tidak ingin terburu-buru, dia ingin
menikmati malam ini hingga sepuas-puasnya.
Andy lalu memain-mainkan kedua dada dan
puting susu Elisa. Mula-mula dia meremas-
remas dada Elisa, seperti tukang susu yang
sedang memerah susu sapi. Lalu dia memutar-
mutar puting susu Elisa, dan menjilatinya serta
menghisapnya.
Mulut Andy menghisap-hisap dada sebelah kiri
Elisa, sedangkan tangan kanannya meremas-
remas dada Elisa yang satu lagi. Lalu tangan
kirinya digunakan untuk meraba-raba paha dan
vagina Elisa.
Gerakan Andy yang makin lama makin
mengganas itu membuat Elisa merintih dan
meronta. “Jangan bang… cukup bang… ahh…
Akhhh… sakit bang….” Namun Andy tidak peduli.
Andy dengan tubuhnya yang lumayan kekar itu
tetap menekan tubuh Elisa, sehingga dia tidak
bisa banyak bergerak.
Setelah menghisap puting susu Elisa selama
beberapa saat, Andy lalu menurunkan kepalanya
sampai sejajar dengan vagina Elisa, dan diapun
mulai menjilat-jilati vagina Elisa. Mula-mula Andy
menjilati bagian luar vagina Elisa. Kemudian
secara perlahan-lahan dia pun mulai menjilati
bagian dalam vagina Elisa, sambil sesekali
menusuk-nusukkan lidahnya kedalam vagina
tersebut.
Gerakan lidah Andy yang semakin mengganas
itu membuat Elisa merintih dan mengerang.
“Ah… geli bang… Ahh… Ahhh… AHHH… jangan…
bang….”
Setelah puas menjilati vagina Elisa, Andy lalu
mengangkat kedua kaki Elisa dan meletakannya
di atas kedua pundaknya. Andy lalu kembali
menusukkan penisnya ke dalam vagina Elisa dan
menekan kedua paha Elisa hingga menyentuh
kedua dadanya sendiri, lalu Andypun mulai
memompa vagina Elisa lagi.
Melihat hal ini, Elisa berusaha untuk menolak
tubuh Andy. Namun tenaganya saat ini sudah
terkuras habis, sehingga dia hanya pasrah saja,
sambil sesekali merintih dan mengerang.
Mula-mula pantat Andy bergerak maju mundur
dengan perlahan, dan gerakannya sedikit demi
sedikit dipercepat. Namun sesudah lebih dari 10
menit, pantatnya digerak-gerakkan dengan cepat
dan kasar, sehingga suara rintihan Elisa
terdengar semakin keras dan terputus-putus.
Tidak lama kemudian, Andy pun menembakkan
spermanya ke dalam vagina Elisa untuk yang
kedua kalinya.
Walaupun sudah berejakulasi untuk yang kedua
kalinya, namun nafsu sex Andy tetap saja tinggi.
Dia lalu mengganti posisi Elisa dan mulai
memompa vaginanya lagi, sambil meremas-
remas kedua dadanya.
Kali ini Elisa tidak merintih dan meronta lagi,
badannya tergeletak lemas di atas ranjang. Dia
merasakan dada dan vaginanya sudah mati rasa.
Matanya menatap ke atas rembulan yang sedang
menggantung di langit malam. Pandangannya
menerawang jauh….
*****
Keesokan harinya, kedua orang tua Andy beserta
adik-adiknya akhirnya pulang dari rekreasi.
Teman Elisa yang satu lagi juga telah tiba di
rumah Andy.
Namun Elisa sepertinya tidak mengatakan hal
tersebut kepada siapa-siapa, termasuk teman
sekamarnya, soalnya semua orang melakukan
kegiatan sehari-harinya seperti biasanya, dan
setiap kali Andy berpapasan dengan Lidya,
teman sekamar Elisa, Lidya selalu tersenyum
kepadanya, seakan-akan antara Andy dan Elisa
tidak pernah terjadi apa-apa.
Satu hal yang berubah adalah, Elisa selalu
berusaha untuk menghindari Andy, sama halnya
dengan Andy, setiap kali melihat Elisa, dia juga
selalu berusaha untuk menghindar.
Lima hari kemudian, Elisa tiba-tiba mengatakan
bahwa dia hendak pindah ke tempat lain. Hal ini
tentu saja mengejutkan semua orang. Sewaktu
ditanya alasannya, dia hanya berkata bahwa
tempat kosnya yang baru lebih dekat dengan
kampusnya, dan Lidya juga ikut pindah
bersamanya.
Setelah Elisa pindah keluar, Andy masuk ke
kamar itu lagi. Dia melihat-melihat ruangan itu
sejenak, kemudian saat dia hendak melangkah
keluar, dia melihat keranjang sampah kecil yang
terletak di sudut ruangan hanya terdapat tiga
gumpalan kertas. Karena penasaran, Andy lalu
mengambil tiga kertas tersebut, dan
diluruskannya kertas-kertas itu.
Kertas yang pertama hanya berisi coret-coretan
yang tidak penting. Sedangkan kertas yang
kedua dan ketiga merupakan sobekan dari
sebuah diari. Kertas yang kedua hanya berisi
tentang perjalanan Elisa dari rumahnya sampai
ke rumah Andy. Sedangkan saat Andy selesai
membaca kertas yang terakhir, tanpa
disadarinya, air matanya mengalir turun
membasahi pipinya. Hatinya serasa bagaikan
disayat sembilu.
Isi kertas yang terakhir adalah sebagai berikut :
“lalu saat saya sedang memasak indomie di
dapur, tiba-tiba seorang cowok membentakku.
Saya sangat terkejut. Tapi setelah kami
berbincang-bincang, rupanya dia adalah anak
pemilik rumah ini, namanya Andy. Menurutku
orangnya lumayan cakep, dan entah kenapa,
sewaktu saya berbincang-bincang dengannya,
rasanya ada sebuah perasaan aneh muncul di
hatiku.
Siang itu tidak ada hal yang istimewa, dan
malamnya saya makan malam bersama Andy
dan tantenya.
Setelah makan malam saya langsung kembali ke
kamar dan membaca buku sampai lupa waktu.
Malam ini haid saya datang lagi, sungguh
membuatku kesal. Akan tetapi, mungkin saya
juga harus berterima kasih kepadanya, karena
saat saya keluar dari toilet, saya berpapasan
dengan Andy. Saya hanya tersenyum
kepadanya karena badan saya sudah lemas
gara-gara haid, padahal sebenarnya saya ingin
berbincang-bincang banyak dengannya.
Kenapa ya setiap kali bertemu dengan Andy,
jantungku selalu berdebar keras? Apakah
mungkin, saya jatuh cinta kepadanya? Wah, jadi
malu nih.
Baiklah, besok saya pasti akan mengajaknya
ngobrol. Semoga besok cepat datang.”


Adult | GO HOME | Exit
1/758
U-ON

inc Powered by Xtgem.com